27 Mei 2017

Tunnel: Detektif Penjelajah Waktu



Setelah berlarut-larut lelah menonton drama dengan alur cerita detektif, saya kembali menonton drama keluaran bulan Maret 2017 ini. Di produseri oleh Shin Yong-Whee dan Nam Ki-Hoon, yang beberapa waktu lalu sempat dituding bahwa drama besutannya menjiplak drama sebelumnya berjudul "Signal" yang kebetulan bertema sama. Drama yang dibintangi deretan aktor ternama seperti Choi Jin-Hyuk, Yoon Hyun-Min, dan Lee Yoo-Young terdiri dari 16 episode. Tunnel mampu meraih rating 8,6/10 di IMDb. Rating yang cukup tinggi ini kembali mengusung tema time slip atau perjalanan waktu yang sedang marak menjadi tema drama belakangan ini. 

Seperti yang sudah saya tuliskan diatas, drama ini berlatar sebuah kota di Korea Selatan pada tahun 1980-an yang sedang dilanda ketakutan akibat pembunuhan berantai yang menyerang wanita muda memakai rok. Park Kwang-Ho, detektif cekatan dan cerdas yang bertugas di kantor polisi Hwayang dikenal gigih menangkap orang-orang jahat. Hingga suatu hari Park Kwang-Ho tanpa sengaja bertemu dengan si pembunuh dan harus melakukan pengejaran sendirian di sebuah terowongan desa. Hingga akhirnya dia keluar terowongan dan mendapati dirinya telah berada di tahun 2017, ya dia terlempar di masa 30 tahun mendatang. Kantor kepolisian Hwayang telah canggih, di setiap meja terdapat komputer, pengidentifikasian korban memakai sampel DNA, dan berkomunikasi tidak sulit lagi berkat adanya smartphone. dengan kondisi serba mengagetkan, detektif Park Kwang-Ho menyesuaikan diri dengan memakai identitas orang lain. Dia tetap bertekat untuk menangkap si pembunuh berantai pada tahun 1980. Dibantu oleh tim barunya di tahun 2017, detektif Park Kwang-Ho dibuat kesal karena harus berurusan dengan partner anti sosial bernama Kim Sun-Jae dan seorang profesor "profiler pembunuh" individualis yang keras kepala bernama Shin Jae-Yi.

Drama ini mengaduk-aduk isi kepala penonton, karena alurnya yang dibuat tak terduga dan bikin penonton terheran-heran. Tontonan yang renyah untuk remaja dan dewasa yang jenuh dengan adegan detektif-detektif yang memburu penjahat sadis. Berbeda dengan drama sebelumnya, Voice, drama ini tidak menampilkan adegan pembunuhan secara vulgar. Tunnel mengedepankan proses pengidentifikasian dalam mencari seorang tersangka dengan cara yang renyah dan mudah diikuti. Akting yang begitu meyakinkan diantara tiga tokoh kunci dalam drama ini patut diacungi jempol. Akting ketiga aktor kunci dalam drama ini berhasil membawakan karakter penokohan dari drama, sehingga sepanjang drama hampir tidak dijumpai adegan awkward gagal akting dari para aktornya. Sayangnya di sutradara seperti kelupaan dalam pembuatan drama ini, dimana ada adegan bahwa Park Kwang-Ho tanpa sengaja dapat kembali ke masa lalu dan ternyata dia telah memakan waktu 5 bulan menghilang. Dan ketika pada esok harinya dia tanpa sengaja pula kembali ke masa depan, ternyata dia hanya menghilang beberapa hari saja. Satu lagi adegan janggal dalam film ini, yakni ketika profesor Jae Yi datang ke TKP pembunuhan di tempat peristirahatan disebuah gunung yang terisolasi akibat badai dan jembatan satu-satunya tidak dapat dilalui. Dia berhasil menerobos tanpa ada kotoran sedikitpun di baju dan sepatunya, padahal dia berjalan kaki.

Terlepas dari pro-kontra pejiplakan oleh produsen, saya disini belum dapat memberikan pedapat karena belum menonton drama Signal (postingan ini akan di update secepatnya, saat saya telah menonton keseluruhan Signal). Tunnel pantas dijadikan tontonan untuk siapa saja yang merindukan film-film seperti Criminals Mind dan Detektif Conan yang menyuguhkan kelihaian analisis pelaku kejahatan. Tunnel mengingatkan kita tentang bagaimana obsesi menemukan tujuan, menepati janji untuk menangkap pelaku kejahatan untuk menghormati para korban, dan bagaimana beratnya seorang laki-laki menjadi seorang ayah dan suami di dua tempat yang berbeda.

Penilaian 9/10

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© SEPATAH KATA
Maira Gall