3 Maret 2013

Teman Dekat Saya

Halo, selamat pagi.

Pagi ini saya ingin menceritakan salah satu sahabat yang menemani perjalan muda saya hingga detik ini. Namanya a.. ah sudahlah, percuma kan saya menuliskan namanya tapi ujung - ujungnya kalian tetap tidak tahu yang mana orangnya.

Teman dekat saya ini seorang laki - laki. Kami kenal saat masa orientasi sekolah, dan lebih akrab karena kemudian ditempatkan pada kelas yang sama. Tentu saja kami tidak langsung akrab begitu saja. Menurut saya dia punya kebiasaan asik dengan dunianya sendiri. Kalau bukan karena teman sebangku saya dan teman sebangku dia yang pindah kelas karena akselerasi, mungkin saat ini saya hanya sekedar tahu kalau dia teman sekelas saya.

Kami berteman dekat tapi jarang berbicara. Kalau sedang berkumpul biasanya dia akan sibuk memainkan HPnya yang kemudian di ikuti oleh suara protes beberapa teman kami, seperti "kalau ngumpul itu ngobrol, gadgetnya ditaruh!". Gaya SMS teman saya ini singkat, berkisar di "y", "yo", "egak" begitu saja. Dia tipe orang yang cuek,menurut saya. Saya lumayan sering menghubungi dia saat suasana hati saya sedang drama, becerita panjang lebar dan cuma di tanggapi "siah, biasa ae". Iya kesannya kurang perhatian, tapi setelah dipikir - pikir ada benarnya juga sikapnya seperti itu. Buat apa meladeni orang yang sedang drama ?
Walaupun sikapnya seperti itu, dia sudah menjadi semacam pelengkap bagi saya. Kalau saya dan teman - teman yang lain sedang berkumpul dan dia tidak, pasti akan ada yang kurang pas. Dia -dan beberapa teman lain- terbukti dapat membuat suasana hati saya selow. Kami berteman dengan cara kami -yang berbeda- dan saya tahu kemana saya harus berlari saat saya berada di titik terendah saya.




Tidak ada komentar

Posting Komentar

© SEPATAH KATA
Maira Gall