21 November 2016

L♡DK, Ketika Naksir Tetangga Sendiri

Related image
pict: google


Kali ini film romantis asal negara sakura yang saya jajal tamatkan minggu siang kemarin. L♡DK yang berasal dari singkatan Living Dining Kitchen dimana artinya satu ruangan multifungsi yang terdiri dari tempat tidur, kamar mandi, ruang tamu, dan dapur. Seperti judulnya setting film ini awalnya banyak dilakukan diruangan sederhana tersebut.  L♡DK sendiri merupakan adaptasi dari manga dengan judul yang sama, dirilis sebagai sebuah film berdurasi 2 jam sebelas menit (saya nonton via youtube) pada April 2014 silam.
Film ini menceritakan nasib buruk yang menimpa Aoi Nishimori (tokoh utama wanita) yang ingin memberikan pelajaran kepada laki-laki populer di sekolahnya yang bernama Shuusei Kugayama (tokoh utama pria) atas kelakuan tidak sopan Shuusei dalam menolak cinta Moe, sahabat Aoi. Gertakan Aoi menjadi mimpi buruk karena tanpa sengaja Aoi menyebabkan Shuusei cedera sehingga dirinya terpaksa menjadi jongos sementara Shuusei. Bak sudah jatuh tertimpa tangga pula, si Shuusei yang jahil menggoda Aoi dikamarnya menyebabkan Aoi melakukan hal bodoh sehingga kamar tersebut rusak dan harus diperbaiki selama satu bulan. Shuusei yang tidak ingin kembali ke rumah orang tuanya kemudian memutuskan untuk tinggal dikamar Aoi yang merupakan penyewa kamar lain dirumah tersebut. Cerita romantispun dimulai..sampai pada akhirnya kedua pelajar ini sama-sama kepincut. Namun sayangnya cerita cinta memang tak pernah seru tanpa kehadiran orang ketiga, pun film ini.
**
Kocak dan manis adalah dua kata yang mampu menggambarkan seluruh cerita dalam  LDK. Kocak karena tokoh utama wanita sering gegabah dan bikin malu saat Shuusei mulai menggodanya, Manis karena banyak adegan sederhana yang romantis, dan saya rasa makna adegan ini hanya dapat ditafriskan oleh kaum hawa saja. Cerita komedi-romansa ini tidak banyak menguras emosi karena konflik dengan tokoh pengganggunya tidak begitu kental, sehingga cocok ditonton bagi kalian yang lelah menyandang baper dalam alur cerita sebuah film. 
Dan satu lagi yang menurut saya relevan menggambarkan cerita ini, yakni cerita romansa tak melulu soal ciuman mesra di ranjang saat ada kesempatan, walaupun di ending film ada scene kissing di tengah jembatan. Romansa dalam film ini disalurkan lewat perhatian dan keadaan selalu ada saat dibutuhkan, dan ternyata magis membawa saya tersenyum. Sederhana memang, sesederhana ingin melihat dia tersenyum. Selamat menonton :)

Penilaian: 6/10

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© SEPATAH KATA
Maira Gall