1 April 2014

Cerita Embun Pagi

Pict: gempard.blogspot

Aku hanyalah butiran - butiran embun pagi, Yang Mulia
Waktuku tak sepanjang umur nyamuk malaria
Umurku terbatas pada sahabat bumi, si cuaca misalnya
Aku pun tak punya daya untuk meminta sebuah pendaratan mulus seperti pipi Yoona
Aku hanya butiran embun, aku tahu itu Yang Mulia

Aku hanyalah embun pagi, Manisku
Dari segala cuaca yang ada, aku hanya merasakan pagi, yang angkuh membangunkan sejuta suku
Yang tersenyum memandang kekompakan pagi dan matahari, selalu
Aku hanya butiran embun, aku tahu itu

Aku hanyalah embun pagi, Sayangku
Pagiku tak kunjung siang, sore, atau malam
Mataku terbatas memandang muka - muka bangun tidur
Keinginan terbesarku menyaksikan senja di cakrawala
Tapi, aku hanyalah embun, hariku tak lebih dari lima jam sehari.







Tidak ada komentar

Posting Komentar

© SEPATAH KATA
Maira Gall