27 Maret 2014

Melodi

Biarkan melodi menari - nari di telinga. Bawalah tubuhmu jatuh tertarik gravitasi melodi, atau gravitasi bumi, atau gravitasi alam, atau apalah sebutannya, terserah. Menikmati liukan melodi tak kenal makna lawas, bukan?
Melodi yang kau dengar tadi, cantik bukan? Buah tangan yang telah mencapai tempatnya itu cuma setitik hasil dari goresan panjang diatas kertas, beberapa waktu yang lalu. Kau tau, si pensil dan setip pun saling berebut tempat untuk memulai kertas kosongnya. Tak luput si not balok ikut beradu seleksi ketat, karna tak semua not yang dapat dipakai, tak semua not dapat serasi di satu melodi. Belum lagi ritme yang harus diatur disana - sini. 
Ah harmoni. Si penyihir melodi yang membuat kaki ku tertanam ke tanah ketika dia mulai didendangkan.

2 komentar

© SEPATAH KATA
Maira Gall