13 September 2014

Melangkah

Aku terpaku, lama. Sejam, dua jam, tiga jam, seharian, dua hari, tiga hari, empat hari, seminggu, dua minggu. Terlampau lama, hingga hari ini. Kaki ini seakan terpaku ke bumi, tak dapat melangkah melanjutkan perjalanan. Aku pikir itu ulah gravitasi yang jahil kehilangan lawan bermainnya, atau barangkali sopir dari kaki ini memang enggan meninggalkan secuil tanah penuh kenyamanan.

Aku tetap berdiri diam, di ambang pintu. Mulai menyadari bahwa gravitasi bukanlah sebab dari persoalan ini, pun bukan karna sopir si kaki yang enggan meninggalkan tempat nyamanku untuk berdiri saat ini. Kaki ku dipenuhi kabut pekat bekas kebakaran jenggot kemarin lusa, yang tak ku sangka-sangka kabutnya membuat ku berkalkulasi ulang tentang semua hal yang kira-kira bakal terjadi ketika aku melangkah, satu langkah saja. 

Aku terus berkalkulasi, hingga ku dengar kawan di sebelah kanan-kiri ku mulai cekikikan. 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© SEPATAH KATA
Maira Gall