Rumahku tak hanya terpaku tentang ibu-bapak-saudara. Aku menemukan makna luas dibalik pintunya yang dingin dan rapuh. Rumah perkara tempat kita selalu pulang, sejauh - jauhnya kita telah pergi. Rumah juga tentang dia, orang - orang dengan tangan terhangat dan pelukan ternyaman, kapanpun kita datang.
...dan rumah tentang bahu kokoh yang siap menjadi sandaran saat kita lelah diperjalanan.
tee2i |
Tidak ada komentar
Posting Komentar